kasus public relations terkini
Kholisoh Nur. (2015). Strategi Komunikasi Public Relations dan Citra Positif Organisasi (Kasus Public Relations Rumah Sakit "X" di Jakarta). Jurnal Visi Komunikasi. Volume 14 No. 02, November 2015: 257-270. Kriyantono, Rachmat. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Kasuspositif yang pertama kali dikonfirmasi pada bulan Maret bukanlah orang Indonesia pertama yang terinfeksi virus SARS-CoV-2. Pada bulan Januari, seorang pembantu rumah tangga Indonesia di Singapura tertular virus dari majikannya.. Kematian pertama akibat Covid-19 di Indonesia terjadi pada 11 Maret 2020. Walaupun demikian, seorang karyawan Telkom meninggal dunia pada 3 Maret dan baru
Dalammempelajari etika profesi, seperti etika profesi dalam dunia public relations, maka kita dapat mengambil contoh dari beberapa kasus yang sudah terjadi di sekitar kita. Salah satunya yaitu kasus yang sudah berlangsung cukup lama yaitu kasus Lumpur Lapindo. Kasus tersebut sudah berlangsung lebih dari lima tahun.
kumpulaninformasi berita, foto, video terupdate seputar #public relation | PR Unggul Memperkuat Perusahaan Baik Internal Maupun Eksternal
Dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengadakan program Promo Merdeka.. Promo Merdeka menyediakan tiket kereta api dengan harga murah dan rute tertentu di momen HUT ke-77 RI. VP Public Relations KAI Joni Martinus menuturkan, pihaknya telah menyediakan 7.000 tiket kereta api yang akan dijual selama
Quand Harry Rencontre Sally Film Complet En Francais. JAKARTA, - Ketua Departemen Pendidikan Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia APPRI, Arya Gumilar berpendapat, nilai, visi dan misi Eiger sebagai brand ternama tidak sampai ke seluruh karyawan di perusahaan tersebut. Arya mengeluarkan pendapat tersebut menyusul viralnya sebuah unggahan di media sosial medsos yang menampilkan 'Surat Keberatan' dari PT Eigerindo Multi Produk Industri pada Kamis 28/1/2021.Surat tersebut Eiger tujukan buat seorang YouTuber bernama Dian Widiyanarko atau duniadian. Produsen alat-alat outdoor activities itu merasa keberatan dengan konten review produk di akun Dian. Baca juga Menilik Keberatan Eiger ke YouTuber dari Kacamata Hukum Padahal, Dian membeli sendiri produk tersebut untuk ia jadikan konten review, bukan endorse dari Eiger."Dari segi public relations PR, saya melihat kasus ini bukan hanya masalah perorangan atau divisi yang bersangkutan. Di era interaksi seperti sekarang, semua karyawan adalah duta perusahaan," kata Arya saat dihubungi Jumat 29/1/2021. "Jika ada isu terkait perusahaan, setiap karyawan yang tergabung di grup Whatsapp sekolahan misalnya, juga pasti ditanya sama teman-temannya karena mereka tahu karyawan ini kerja di mana. Maka, brand purpose perusahaan seharusnya dipahami semua karyawan," jelasnya. Arya yang juga General Manager di SAC Indonesia 360 Communications dan BAYK Strategic Sustainability itu pun mempertanyakan bagaimana Eiger memosisikan diri di publik sehingga menyebabkan terjadinya kasus yang merugikan nilai brand mereka. "Eiger memosisikan diri di publik sebagai apa? Kalau positioning-nya adalah 'produsen outdoor goods untuk semua kebutuhan dan untuk semua konsumen dari pemula sampai praktisi professional outdoor activities', maka harus mengerti kalo brand-nya itu milik semua orang. Enggak boleh marah kalau ada yang bikin konten dengan kualitas tidak sesuai keinginan. Contoh Presiden milik semua kalangan, masak marah kalo ada foto beredar dia lagi salaman sama masyarakat miskin?" papar Arya. "Tapi, kalau positioning-nya 'Eiger itu brand keren yang enggak semua orang bisa pakai. Produk ini harus terlihat bagus karena kita bikin supaya orang terlihat cakep', maka Eiger enggak perlu minta maaf. Tinggal bilang 'Sorry, guys. Kita udah bikin keren-keren, masak di-review dengan kualitas video enggak keren. Konsumen kita yang udah keren-keren nanti keberatan'," ucapnya. Menurut Arya, keputusan Eiger yang kemudian meminta maaf berupa surat dengan membubuhkan tanda tangan Ronny Lukito selaku Chief Executive Officer dan diunggah ke medsos, berarti mereka merasa menjadi milik publik.
Public Relations Dituntut Mengikuti Perkembangan Teknologi Jadi Role Model PR, Arif Mujahidin Raih Dua Penghargaan EKONOMI 28 Jul 2022 1905 WIB Ini Skill yang Harus Dimiliki Public Relations di Era Digital Pandemi Mengubah Pola dan Strategi Komunikasi Perusahaan EKONOMI 30 Mar 2022 1743 WIB Ulangi Kesuksesan, Pegadaian Borong 5 Penghargaan di PR Indonesia Awards 2022 EKONOMI 27 Mar 2022 1242 WIB 3 Penulis Buku "PR Crisis" Berbagi Ilmu Kehumasan ke Vokasi UI Anne Gregory Diangkat Jadi Adjunct Professor di LSPR PR Harus Mampu Menghipnotis Audience Melalui Tulisannya Arif Mujahidin Masuk Public Relations Berpengaruh 2021 Perusahaan Wajib Membangun Reputasi di Era Digital DIGITAL 1 Okt 2021 1835 WIB Ini Tantangan Praktisi Komunikasi Perusahaan di Era Pandemi EKONOMI 30 Sep 2021 1659 WIB Hadapi Tantangan Era Disrupsi, Praktisi Humas Perlu Berkolaborasi EKONOMI 4 Sep 2021 1946 WIB Litigasi PR Diperlukan Saat Perusahaan Tersangkut Masalah Hukum Pakar Public Relations Infodemik Sebabkan Masyarakat Panik Praktisi Peluang Industri Public Relations pada 2022 Cerah EKONOMI 28 Jun 2021 1140 WIB Korporasi Harus Beradaptasi dengan Kebiasaan Baru EKONOMI 24 Apr 2021 2154 WIB Peran PR Penting dalam Membangun Citra Institusi di Tengah Adaptasi Kebiasaan Baru EKONOMI 22 Apr 2021 2326 WIB Pegadaian Borong 5 Penghargaan PR Indonesia Award 2021 EKONOMI 1 Apr 2021 0943 WIB Digitalisasi Mengubah Habit dan Cara Komunikasi Brand DIGITAL 26 Feb 2021 0935 WIB Sukses Kelola Komunikasi Eksternal, PGN Raih BCOMSS 2021 EKONOMI 30 Jan 2021 1710 WIB 1 2
Proses evakuasi korban dan pesawat AirAsia QZ8501 dari hari ke hari mengalami perkembangan. Meski demikian, musibah ini masih menyimpan tanda tanya terkait penyebab jatuhnya pesawat tersebut sebelum kotak hitam airbus itu ditemukan. Musibah airbus maskapai AirAsia sejak hilang kontak pada Minggu, 28 Desember yang lalu ini tidak hanya meninggalkan duka dan rasa kehilangan, tetapi juga banyak hikmah. Salah satunya, pelajaran bagi public relations PR perusahaan ketika mengalami peristiwa krisis dan upayanya melakukan pemulihan merek brand recovery. Pertama, respons cepat. Semenjak dinyatakan secara resmi hilang, pihak AirAsia sigap memberikan respons simpatiknya. Hal ini langsung dilakukan oleh pemimpin tertinggi maskapai yang selama ini memiliki reputasi bagus – baik dari sisi keselamatan maupun ketepatan waktu – yakni Tony Fernandes, CEO AirAsia. Biasanya, saat pelanggan mengalami permasalahan dan kemudian komplain, bila tidak ditanggapi secara cepat, pelanggan akan mengira perusahaan tidak peduli. Bahkan, bisa saja dianggap oleh pelanggan tidak bertanggung jawab. “AirAsia Indonesia regrets to confirm that QZ8501 from Surabaya to Singapore has lost contact at 0724hrs this morning.” Demikian bunyi tweet pertama akun AirAsia yang kemudian diretweet oleh TonyFernandes. Tanpa gegabah, Tony kemudian bersuara melalui akunnya “We will be putting out another statement soon. Thank you for all your thoughts and must stay strong.” Dengan respons cepat tersebut, pelanggan termasuk juga masyarakat umum, mengetahui bahwa pihak terkait dengan musibah tersebut mengetahui kejadian dan tidak tinggal diam. Ini langkah positif AirAsia yang layak diapresiasi. “Keeping positive and staying strong. My heart bleeds for all the relatives of my crew and our passangers. Nothing is more important to us.” Demikian tweet Tony yang lain yang bernada simpatik dan mencoba menenangkan keluarga korban. Kedua, kehadiran fisik. Responsif memang penting. Namun, responsif harus didukung dengan kehadiran nyata di tengah pelanggan. Era sekarang memang menawarkan komunikasi jarak jauh, entah melalui sambungan telepon maupun Internet. Namun, untuk sebuah krisis besar seperti musibah AirAsia ini, kehadiran perusahaan untuk pelanggan mutlak diperlukan. Perusahaan tidak sekadar hadir melalui telepon, Twitter, maupun siaran pers, tetapi hadir secara fisik. Yang menarik dari AirAsia adalah keputusan Tony Fernandes hadir langsung di tengah-tengah pelanggan yang menjadi korban. Jarang-jarang, pemimpin hadir langsung menangani masalah terkait pelanggan. Biasanya, kehadiran diwakilkan oleh bagian PR atau salah satu direksi. Namun, langkah yang patut diacungi jempol, Tony Fernandes hadir langsung ke Juanda, Surabaya. Tony diapresiasi oleh pengamat internasional. Bahkan, dipandang sigap dan responsif ketimbang kasus MH 370. “On my way to Surabaya where most of the passengers are from as with my Indonesian management. Providing information as we get it.”Demikian keputusan Tony melalui Twitter saat menyatakan kehadirannya ke Surabaya. Ketiga, mendengar dan bukan sekadar press release. Kehadiran bagi pelanggan mutlak dilakukan oleh perusahaan di saat krisis. Namun, hadir bukan sembarang hadir. Selain hadir, perusahaan harus bisa melakukan dialog yang mana inti dari dialog adalah mendengarkan pelanggan. Hal inilah yang nampak dari Tony Fernandes. Tony hadir di hampir setiap konferensi pers yang digelar. Selain itu, Tony juga membuka dialog dan merespons setiap pertanyaan, baik dari wartawan maupun keluarga korban. Dalam situasi seperti ini, siaran pers memang tidaklah cukup. Tak jarang, ketika muncul persoalan, perusahaan latah menyebar siaran pers dan biasanya isinya lebih cenderung sebagai pembelaan diri. Siaran pers itu sifatnya satu arah. Tidak ada dialog dan tidak ada proses mendengarkan. Kuncinya proses PR ini terletak pada dialog dan mendengarkan. Sebab itu, konferensi pers tanpa dialog hanya bersifat seperti siaran pers saja. Bahkan, Tony masih saja hadir dalam proses pemakaman salah satu jenazah pramugari Kahirunisa beberapa saat setelah ditemukan oleh Tim Basarnas. Keempat, maaf dan tanggung jawab. Mengucapkan maaf memang tidak gampang. Hal ini juga dipengaruhi oleh cara pandang bahwa musibah atau krisis yang melibatkan merek dianggap sebagai bencana bagi merek tersebut. Padahal, krisis bisa diolah sedemikian rupa sebagai proses memperkuat relasi dengan pelanggannya. Hal salah yang sering dilakukan perusahaan adalah gegabah untuk membela diri. Bahkan, ada yang langsung balik menyalahkan pelanggan atau mencari kambing hitam. AirAsia tidak lupa mengucapkan permintaan maafnya. Hal ini patut diapresiasi. Di era horizontal, inklusif, dan sosial seperti sekarang ini, pernyataan “maaf” merupakan penanda bahwa merek maupun perusahaan itu juga bisa salah seperti halnya manusia. Merek bukanlah sesuatu yang kaku, dingin, dan tak tersentuh. Tetapi, merek juga diposisikan sebagai manusia, yang bisa salah, meminta maaf, dan memperbaiki diri. “Yang pasti saya meminta maaf atas apa yang telah menimpa mereka. Saya adalah pimpinan perusahaan ini, saya harus memikul tanggung jawab. Itulah alasannya kenapa saya di sini. Saya tidak akan lari dari kewajiban,” kata Tony seperti dikutip dari Beritasatu News Channel. Boleh dibilang, AirAsia saat ini dipandang sebagai maskapai berkarakter karena reputasinya terkait keselamatan maupun ketepatan waktu. Sebab itu, karakter ini tidak boleh hilang – atau sekadar lipstik – ketika krisis terjadi. Maaf dan tanggung jawab merupakan bagian penting dari karakter sebuah merek. Brand without character is nothing! Kelima, mengoptimalkan peran media kontemporer. Twitter maupun media sosial masih menjadi saluran komunikasi kontemporer yang mumpuni. Tony pasti menyadari betul peranan akun Twitternya dalam musibah AirAsia. Apalagi posisinya sebagai CEO menjadikan tweet-tweetnya sebagai bahan berita bagi media-media konvensional. Tony memilih Twitter sebagai media pertama untuk menyatakan responsnya beberapa saat setelah QZ8501 dinyatakan hilang kontak. Dengan Twitter ini, sikap dan pernyataan Tony bisa tersebar dengan luas secara viral. Akun AirAsia juga mengubah warna merah menyala menjadi hitam abu-abu sebagai tanda simpati dan duka, baik di Twitter maupun Facebook. Dengan demikian, media sosial masih memiliki peranan sebagai media komunikasi public relations maupun pemasaran yang efektif dan efisien. Demikian Demikian lima pelajaran utama bagi PR dalam kasus AirAsia ini. Sampai tulisan ini diturunkan, proses evakuasi korban dan pesawat masih dilanjutkan. Semoga, Air Asia tetap konsisten sampai proses keseluruhan dinyatakan selesai. Termasuk tetap transparan terhadap seluruh proses investigasi penyebab kecelakaan pesawaat naas tersebut.
Oleh Dra Paula Tjatoerwidya Anggarina, MM "ACHMAD Yurianto Terima Penghargaan Public Relations of The Year", begitulah judul yang tertulis di media online 15 Mei 2020. Mengutip dari media tersebut, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 sekaligus Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menerima penghargaan sebagai Public Relations of The Year dalam acara Indonesia Corporate Branding PR Award 2020 yang diadakan oleh Divisi Riset Iconomics dengan kriteria penilaian berdasarkan tiga pilar citra perusahaan yaitu komersial, organisasi, dan Mulya, Direktur Riset Iconomics, mengatakan bahwa public relations PR memiliki peran penting dalam menciptakan berita positif untuk mengimbangi berita negatif saat dihadapkan pada situasi dan kondisi krisis seperti saat ini. Ketua Perhumas Agung Laksana menambahkan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak luas secara multidimensional. Oleh karenanya, perlu sosok PR yang lebih inovatif dan kreatif dalam menyediakan konten bagi audiensnya. Kutipan di atas dapat menjadi bahan refleksi bersama, bagaimana para praktisi PR bersikap jika dihadapkan pada situasi krisis. Apa itu krisis? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, krisis adalah keadaan yang berbahaya dalam menderita sakit parah sekali, keadaan yang genting/kemelut, keadaan suram tentang ekonomi, moral, dan sebagainya. Ada beberapa definisi "krisis" yang dikemukakan oleh para ahli. Krisis diterjemahkan sebagai sesuatu yang datang secara mengejutkan serta menghadirkan ancaman bagi organisasi, perusahaan, atau industri, begitu juga terhadap publik mereka, produk, layanan, ataupun nama baik yang sudah dimiliki Putra, 1999. Coombs 2014 mendefinisikan krisis sebagai persepsi tentang peristiwa yang tidak dapat diprediksi, mengancam harapan para pemangku kepentingan terkait dengan masalah kesehatan, keselamatan, lingkungan dan ekonomi, dan secara serius dapat berdampak pada kinerja organisasi serta menghasilkan hasil negatif. Tiga ancaman yang ditimbulkan adalah keselamatan publik, kerugian finansial, dan kehilangan reputasi. Adapun elemen-elemen krisis bersifat tidak terduga, informasi tidak mencukupi, dan cepatnya dinamika yang terjadi Argenti, 2009. Jika dilihat dari perspektif PR, krisis sebagai peristiwa atau keadaan apa pun yang berdampak negatif terhadap reputasi, kredibilitas, merek organisasi atau individu Debra Davenport, University, 2020. Dengan melihat dampak negatif yang ditimbulkan, organisasi harus segera merespons jika terjadi krisis karena penampilan organisasi berada dalam penilaian publik Putra,1999. Komunikasi dan manajemen krisis Untuk menangani krisis yang terjadi, dialog antara manajemen dengan publik diperlukan. Proses inilah yang dikenal dengan istilah komunikasi krisis. Millar & Heath 2004 berpendapat bahwa ketika krisis mulai meningkat, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah komunikasi. Komunikasi krisis sebagai pengumpulan, pemrosesan, dan penyebaran informasi yang diperlukan untuk mengatasi situasi krisis Coombs & Holladay, 2010. Dalam situasi krisis, terjadi peningkatan arus informasi yang luar biasa, sistem komunikasi kehilangan keseimbangan, kandungan emosi dalam komunikasi krisis sangat mencolok, jaringan antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi media, serta keterikatan manusia pada media massa mengalami lonjakan besar. Dalam era media baru dan media sosial, keterikatan manusia tidak hanya sebatas pada media massa, tapi juga pada jejaring sosial. Jaringan komunikasi antarpribadi meningkat melalui jejaring-jejaring sosial Hardjana, 1998. Dalam rangka menggabungkan komunikasi krisis menjadi kerangka yang lebih strategis, sejumlah peneliti mengategorikan fungsi ini sebagai manajemen krisis. Pearson dan Clair 1998 mendefinisikan manajemen krisis sebagai upaya sistematis untuk menghindari krisis organisasi atau untuk mengelola krisis yang terjadi. Ditambahkan oleh Coombs & Holladay 2010 bahwa manajemen krisis merupakan upaya pencegahan atau mengurangi hasil negatif dari krisis dengan melalui tiga tahap, yaitu pre-crisis, response to crisis, dan post-crisis untuk melindungi organisasi serta para stakeholder. Pre-crisis Tahap ini menitikberatkan pada pencegahan dan persiapan. Pencegahan termasuk mencari cara mengurangi risiko. Adapun persiapan di antaranya membuat rencana manajemen krisis, memilih anggota tim krisis, melatih anggota tim agar dapat beradaptasi dengan krisis, mempersiapkan sosok terpercaya yang akan menyampaikan informasi pada publik. Contoh kondisi ideal pada tahap ini adalah saat masih awal penyebaran/penularan Covid-19. Aka tetapi, secara riil tahapan ini telah berlalu, di mana wabah Covid-19 telah dinyatakan sebagai pandemi yang menyebar luas dan pelayanan publik telah terkena dampaknya. Oleh karenanya membuat perencanaan manajemen krisis akan sangat membantu menentukan langkah-langkah yang tepat seperti menetapkan prosedur pelayanan publik jika terjadi krisis yang lebih besar di kemudian hari. Response to crisis Tahap kedua, manajemen harus bertindak langsung merespon krisis. Rencana yang sudah disusun benar-benar diimplementasikan. Respons krisis merupakan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh manajemen saat krisis terjadi. PR memegang peranan penting dalam merespons krisis tersebut, salah satunya membantu dan mendampingi proses pengembangan pesan yang dikirim atau disampaikan ke publik. Post-crisis Tahap ketiga adalah tahap di mana perusahaan atau organisasi dapat kembali menjalankan bisnisnya seperti semula. Meski krisis tidak lagi menjadi perhatian utama, tetapi tetap membutuhkan perhatian lebih lanjut. Organisasi diharapkan dapat memenuhi komitmen yang telah dibuat saat krisis dan disampaikan kepada masyarakat atau pihak terkait untuk informasi lanjutan. Krisis dapat menjadi proses pembelajaran bagi organisasi untuk mencari cara lebih baik jika hal serupa terjadi di masa depan. Contoh tahap post-crisis jika dihubungkan dengan situasi saat ini adalah masih diberlakukannya kebijakan work from home untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. Pengambil kebijakan perlu memiliki guidelines yang tepat guna mendukung efektivitas kerja atau belajar dari rumah. Rencana strategis krisis harus didasarkan pada koordinasi antara fungsi manajemen, operasional, dan komunikasi. Rencana darurat ada dalam dua bidang parallel yaitu respons operasional dan respon komunikasi di mana tim respons operasional berfokus pada penyelesaian masalah secepat mungkin dan tim komunikasi bertanggung jawab menginformasikan kepada kelompok pemangku kepentingan utama organisasi untuk memastikan pemahaman dan dukungan mereka dipertahankan Kadarova, et al, 2015. Peran public relations PR saat krisis pandemi Covid-19 yang mulai merebak di awal tahun 2020 telah menimbulkan krisis ke berbagai aspek berupaya cepat melakukan tindakan pencegahan antara lain dengan membuat aturan atau imbauan kepada masyarakat untuk bekerja dan belajar dari rumah, beribadah di rumah, memulai hidup sehat dengan sesering mungkin mencuci tangan dan muka, menggunakan hand sanitizer, mengonsumsi makanan sehat serta perbanyak olahraga, mengenakan masker, jaga jarak, dan lain sebagainya. Aturan atau imbauan ini harus dikomunikasikan secara efektif kepada masyarakat agar dipahami dan dipatuhi. Oleh karenanya, dibentuklah tim public relations PR yang bertugas selain mengomunikasikan aturan atau imbauan tersebut, juga untuk menjalin hubungan baik antara masyarakat dan pemerintah. Elemen komunikasi sangat dibutuhkan di masa pandemi seperti saat ini agar penyampaian informasi menjadi efektif. PR dituntut beradaptasi dengan cepat, berinteraksi dengan metode baru, melahirkan program yang kreatif, inovatif, dan dikemas dengan storytelling menyentuh hati Putra, 1999. Penyampaian konten yang empatif dapat menciptakan trust dan persepsi positif Imam Suryanto, Founder/CEO Bright Up Indonesia. Pertanyaan kepada pihak media harus dijawab dengan cepat, akurat, terbuka, dan konsisten Coombs & Holladay, 2010. Terlebih dengan terbatasnya interaksi dan pergerakan manusia yang ditimbulkan karena pandemi, PR juga harus mengoptimalkan teknologi digital misalnya dengan meningkatkan penggunaan media sosial, seperti website, Instagram, Twitter, Facebook, podcast, Youtube, dan e-mail. Saat krisis terjadi, publik ingin tahu apa yang terjadi. Ketika suatu organisasi dilanda krisis dan tidak berbicara ke media, maka orang lain di luar organisasi dengan senang hati akan memberikan pendapatnya ke media. Hal ini tentu perlu dihindari. Oknum tersebut bisa saja memberi informasi yang tidak akurat dan tidak sesuai dengan kepentingan organisasi. Oleh karenanya, organisasi dituntut untuk merespons krisis dengan cepat. Pesan kunci yang disampaikan oleh organisasi juga perlu memberikan isi yang akurat dan disampaikan secara konsisten. Konsisten yang dimaksud adalah jangan sampai anggota organisasi memberikan informasi yang berbeda dengan anggota lainnya. Semuanya harus sepakat untuk menyampaikan satu suara. Usaha untuk membentuk pesan kunci yang konsisten juga termasuk ke dalam bentuk manajemen krisis. Memang tidak mungkin dalam situasi krisis hanya satu orang saja yang berbicara untuk mewakili perusahaan atau organisasi. Bagaimanapun, tim komunikasi krisis harus memastikan bahwa juru bicara yang berbeda akan memberikan pesan yang konsisten. Prinsip keterbukaan merupakan prinsip yang kontroversial. Kontroversi muncul akibat interpretasi yang berbeda terhadap pemahaman keterbukaan. Interpretasi pertama, keterbukaan berarti orang-orang dalam organisasi yang berwenang memberikan pernyataan selalu siap dan bersedia berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan, terutama bahwa organisasi sangat tertutup, berusaha menyembunyikan sesuatu, atau tidak mampu menangani krisis. Interpretasi kedua, keterbukaan adalah pengungkapan secara terbuka sepenuhnya full disclosure, yakni organisasi harus mengatakan semua yang diketahui tentang krisis segera setelah mendapatkan informasi. Kepentingan hukum terkadang merekomendasikan keterbukaan secara terbatas limited disclosure karena pengungkapan secara terbuka sepenuhnya dapat membawa organisasi ke masalah hukum dan kerugian finansial. Organisasi sebaiknya menyeimbangkan perhatian terhadap pemangku kepentingan finansial misal pemegang saham atau pemberi pinjaman dengan perhatian kepada pemangku kepentingan yang mengalami kerugian akibat krisis misal anggota komunitas, pelanggan, atau karyawan. Selain kecepatan, keakuratan, keterbukaan dan konsistensi dalam menyampaikan informasi, salah satu tugas PR yang lain adalah mengklarifikasi pemberitaan di media yang tidak seimbang. Pemberitaan media atau isu yang beredar bisa jadi benar atau tidak, berpotensi memengaruhi citra seseorang atau organisasi Nova & Firsan, 2011. PR harus memastikan komunikasi berjalan dengan baik dan solid di kalangan internal maupun eksternal Ratna Kartika, 2020. Jawaban no comment dari seorang PR tidak dapat diterima karena hal ini dapat diinterpretasikan sebagai ekspresi dari rasa bersalah, keangkuhan, ketakutan, dan melalaikan tanggung jawab. Praktisi PR harus memiliki standar etika, kualitas, akuntabilitas, integritas, dan profesionalisme. Terlebih di saat krisis, seringkali harus mengembangkan dan mempelopori respons organisasi yang dapat mencakup penulisan pidato untuk CEO, mengelola konferensi berita, menyiapkan resposn media, meyakinkan audiens internal dan eksternal, serta berkonsultasi dengan tim eksekutif dan dewan direksi. Hal yang menjadi tantangan utama PR adalah ketika memberikan nasihat kepada CEO sehubungan dengan respons publik organisasi Debra Davenport-Purdue University, 2020. Grunig 1992 juga mengatakan bahwa PR harus memiliki perencanaan strategis dan berperan dalam pengambilan keputusan melalui pemberian nasihat kepada CEO untuk meningkatkan hubungan dengan para pemangku kepentingan. Dengan memahami peran PR yang telah diuraikan, PR profesional harus mengembangkan ketrampilan kepemimpinan yang unggul. Dalam situasi krisis setiap orang akan meminta nasihat, arahan, dan bimbingan dari eksekutif PR Debra Davenport-Purdue University, 2020. Menjadi jelas bahwa PR memiliki peran kritikal dalam berbagai aspek sehingga menjadi amat strategis dan penting. Idealnya fungsi PR adalah perpaduan fungsi manajemen dan fungsi komunikasi. Sebagai fungsi manajemen, PR bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan reputasi perusahaan, dan sebagai fungsi komunikasi, PR mengembangkan komunikasi antara organisasi dan publik untuk menciptakan dan mempertahankan goodwill dan mutual understanding public terhadap tujuan, kebijakan, dan kegiatan organisasi Nova & Firsan, 2011. Siapa yang sebaiknya menyampaikan informasi di saat krisis? Barton 2001 mengidentifikasi tim krisis dapat terdiri dari unsur PR, hukum, keamanan, operasional, keuangan, dan human resources SDM. Namun, komposisi tim ini dapat bervariasi tergantung dari sifat krisis. PR memainkan peran penting dalam mempersiapkan juru bicara untuk menangani pertanyaan-pertanyaan dari media massa. Kondisi krisis menyebabkan media menjadi hal penting yang dapat dimanfaatkan organisasi. Juru bicara atau spokesperson yang dipercaya oleh organisasi harus bertemu dengan media pada tahap awal krisis untuk menyebarluaskan informasi dan berpartisipasi dalam membingkai krisis. Dalam Strategy Insight Public Relations 2020 dikatakan bahwa sebaiknya yang menyampaikan informasi atau menjadi juru bicara saat krisis adalah CEO. Dalam krisis tingkat parah atau melibatkan cedera/kematian, CEO harus menjadi wakil organisasi untuk segera bertindak dan mengklarifikasi, serta menyatakan tanggung jawabnya untuk korban; Public relations PR. PR adalah pilihan yang sangat baik sebagai wakil organisasi di jam-jam pertama saat krisis terjadi dan wartawan mulai berdatangan. Namun, PR tidak harus menjadi suara tunggal seluruh krisis. Sebaiknya orang dalam divisi PR menjadi anggota dari tim manajemen krisis, terutama saat krisis komunikasi sangat diperlukan; Jajaran manajemen. Jika orang PR diperlukan untuk memberikan informasi pada jam-jam pertama saat krisis, jajaran manajemen dapat mengambil alih di jam-jam berikutnya. Jika diperlukan, jajaran manajemen dapat menjadi juru bicara saat krisis sedang berlangsung. Baru pada saat jumpa pers, CEO dapat tampil sebagai juru bicara. Dra Paula Tjatoerwidya Anggarina, MMKepala Hubungan Masyarakat dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tarumanagara Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
- Dalam keberlangsungan organisasi atau perusahaan, kadang terjadi krisis yang dapat mengancam stabilitas organisasi itu sendiri. Krisis bisa disebabkan oleh kecelakaan industri, kesalahan strategi, perubahan manajemen, bencana alam, dan lain-lain. Dalam hal ini, public relation berperan sangat penting dalam menghadapi krisis yang dialami dari buku Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik 2017 karya A. Anditha Sari, divisi Public Relation PR memiliki wewenang yang sama dengan manajemen puncak untuk menyelesaikan krisis. Dengan begitu, fungsi PR dalam perusahaan akan berjalan baik. Dalam perannya tersebut, PR harus membuat langkah-langkah strategis melalui jalinan hubungan dengan pers, pemerintah, pemuka pendapat, juga hubungan perdagangan. Baca juga Fungsi Public Relations sebagai Boundary Spanning Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardiyanto dalam buku Dasar-dasar Public Relations 2012. Guna menjalin, menjaga, dan memperlancar hubungan dengan berbagai stakeholder, ada beberapa langkah yang harus dilakukan public relations, yakni Fact finding Merupakan kegiatan mencari dan mengumpulkan data penyebab dan informasi yang didapatkan khalayak akan membentuk penilaian publik jangka panjang terhadap organisasi atau perusahaan. Membentuk pusat informasi Public relations berperan memantau dan membuat laporan atas krisis yang terjadi. Isi komunikasi yang dilakukan berhubungan dengan inti krisis yang sedang dihadapi organisasi atau perusahaan tersebut. Baca juga Perbedaan Fungsi Internal dan Eksternal Public Relations Selain itu, tim krisis dari crisis center perusahaan dibutuhkan oleh narasumber utama dari pimpinan perusahaan dan keluarga korban jika ada. Menggelar jumpa pers Dilakukan dengan mengundang media untuk menghadiri press conference yang diadakan untuk tujuan atau keperluan tertentu. Keterbukaan informasi Public relations harus mampu melakukan komunikasi yang jujur, terbuka, berlangsung dua arah, dan simetris atau two way symmetrical dengan publiknya. Ini penting karena media percaya pada perusahaan melalui public relations. Adanya hubungan mutual understanding ini, akan menciptakan jalinan yang saling menguntungkan dan berguna bagi keberlangsungan hidup perusahaan, sebagai organisme yang senantiasa membutuhkan lingkungan internal serta eksternalnya. Baca juga Tugas Pokok Humas dan Ruang Lingkup Pekerjaannya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
kasus public relations terkini